Betapa bodohnya saya tidak memberimu kesempatan untuk
bicara dan meminta keterangan tentangmu. Bahkan saya belum sempat mendengar
sepatah katapun darimu lalu menyerah. Betapa lemahnya aku, aku tidak termasuk
orang yang sabar dalam penantian. Aku gagal.
Manusia saja yang meminta saya untuk bersabar tapi saya
gagal dalam menjalani ujian tersebut. Entah bagaimana kalau yang memberikan
ujian adalah sang pencipta?. Mungkin saja saya akan merasa lebih sulit untuk
menjalaninya, hanya saja tuhan tidak akan pernah memberikan ujian melainkan
bisa diemban oleh manusia. Indikator yang diujikan oleh tuhan misalnya antara
lain; ketakutan, kelaparan, kekurangan makanan, kematian, kekurangan harta,
kekeringa dan sebagainya. Tentu yang diukur adalah sejauh mana manusia bisa
bersabar dalam menghadapi musibah (cobaan). Dan berita gembira tentunya
diberikan pada mereka yang bersabar dalam menghadapi ujian demi ujian. (Q.S.
Al-baqarah, 155).
Ketika seorang hambah yang meminta saya untuk bersabar,
wajar ketika saya gagal karena janji manusia tidak sepenuhnya bisa ditepati.
Wajar ketika saya meragukan manusia, terlebih ketika ia dihinggapi keraguan.
Hanya tuhanlah yang maha benar atas apa yang telah dijanjikan-Nya.
Keyakinan saya bahwa “tuhan tau yang terbaik untuk
hambahnya. Tuhan memberikan apa yang dibutuhkan setiap mahluknya”. Yaa Allah
yaa rabb. Jagalah hubungan kami sehingga tidak ada benci, tidak ada dendam,
tidak ada luka dalam hati kami, meskipun saya telah gagal dalam menjalani/menggapai
hubungan. Amin yaa rabbal alamin.
mantap mas bro, lnjutkan,,,,,
ReplyDelete