Skip to main content

Prinsip Pertemanan



Pada dasarnya setiap orang memiliki prinsip hidup, baik digunakan dalam pergaulan sehari-hari maupun dalam mengarungi kehidupan menuju masa depan yang lebih cerah. Untuk prinsip pergaulan, Ada yang sangat baik bagi sang pemilik prinsip dan juga bagi orang lain, ada pula prinsip yang kurang baik bagi orang lain maupun bagi si pemilik prinsip. Demikian pula ada prinsip yang hanya menguntungkan si pemilik prinsip dan sebaliknya ada prinsip yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain tanpa memperdulikan keadaan diri si pemilik prinsip. Tentu yang terbaik adalah ketika menggunakan prinsip simbiosis mutualisme yang berarti saling menguntungkan dan melengkapi. Itulah prinsip yang seharusnya dibagun dalam persahabatan.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali ditemukan perbedaan pola pergaulan. Misalnya di kampus ada yang memperlihatkan kebiasaan hedon, ada pula yang akademis, aktivis gerakan sosial dan sebagainya. Setiap orang yang memilih kuliah pada salah satu perguruan tinggi lalu melihat perbedaan-perbedaan yang dilakukan oleh orang-orang yang menuntut ilmu pada perguruan tinggi tersebut akan merespon dengan berbagai bentuk. Ada yang ikut dengan kelompok hedon, akademisi, aktivis gerakan sosial dan lain-lain. Tentu pilihan mereka berangkat dari bagaimana ia memandang dan merespon keadaan lingkungan sekitar lalu terbentuk suatu pergaulan yang pada akhirnya menjadi sebuah prinsip hidup.
Bagaimana prinsip hidup anda dalam memilih dan merespon pergaulan hidup sehari-hari? Akan muncul berbagai pernyataan sebagai respon atas pertanyaan tersebut, misalnya “seiya sekata – sesama sahabat”, “selama itu baik, kenapa tidak”, “akan saya lakukan ketika itu saling menguntungkan”, dan komentar-komentar lainnya. Namun penulis merasa aneh ketika ada suatu kondisi dimana orang-orang yang dibenci oleh sahabat juga harus dibenci atau dihindari. Sejatinya persahabatan itu diikat dengan prinsip saling membantu (dalam hal kebaikan) dan melengkapi. Dengan demikian, bukan suatu bentuk pergaulan yang baik ketika orangtua tidak sepaham dengan orang tua seorang sahabat lantas membatasi seseorang melakukan pergaulan yang wajar dalam konteks pertemanan.
Penulis pernah mengalami suatu pengalaman penting untuk dibagi, meskipun sebetulnya ini sangat lumrah terjadi. Kronologisnya, penulis memiliki teman yang memiliki jaringan kerja yang sangat baik dan bersahabat dengannya. Karenanya teman saya ini memperkenalkan jaringan kerjanya dan kami saling mengenal dan berbagi hingga terjadi suatu keputusan yang mereka tidak sepakati dan berselisih paham terhadapnya. Selanjutnya teman saya ini menginginkan saya untuk tidak lagi berkomunikasi dan
melayani mantan sahabatnya itu dengan berbagai ancaman. “haruskah orang yang kau benci juga saya benci karena alasan kita bersahabat?”. Semoga kita mampu membangun prinsip yang terbaik untuk orang lain dan pribadi kita dalam pergaulan sehari-hari, juga memperlakukan alam raya ini dengan cara yang terbaik.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...