Skip to main content

Mengikuti Program Sail Tomini dan Kongres FPBI



Keliling Sulawesi sebagai bagian dari harapan saya dalam mewujudkan khasanah pengalaman, memperkuat jaringan, berbagi kesan dan menambah pengetahuan dan keilmuan sudah lumayan sering dilakukan. Beberapa objek seperti, budaya masyarakat,  Pegunungan, Pemandangan alam, Wisata perkebunan, Air terjun, Wisata Bahari dan jelajah pulau sudah cukup sering dilakukan.

Pada skala yang lebih luas yaitu Jelajah Nusantara belum maksimal saya lakukan, namun ini menjadi prioritas yang penting untuk mengisi hari-hariku suatu saat nanti, karena diketahui bahwa di Indonesia sangat banyak objek penting yang mungkin terlupakan sehingga harus dipublikasikan dengan bahasa yang lebih indah sehingga masyarakat juga berkeinginan untuk menghadiri objek yang dimaksud seperti berkunjung ke Sabang atau titik nol Indonesia dan lain-lain.
Hari sabtu atau paling lambat hari ahad tanggal 5/6 s.d 21 Septermber 2015 saya akan kembali melakukan kegiatan penjelajahan. Tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya yaitu di Kabupaten Parigi Moutong di Sulawesi Tengah, yang tempuh kurang lebih 27 jam perjalanan dari Makassar, tempat diselenggarakannya kegiatan sail nasional yang dilaksanakan sekali dalam setahun yang Lebih akrab dengan sebutan Sail Tomini.
Program Sail Tomini adalah program untuk meningkatkan sejehateraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kesejahteraan ekonomi dan pengembangan wisata melalui konsep pengembangan poros maritim. Sail Tomini memiliki potensi yang tidak kalah menarik dari sail yang lain seperti Morotail, Bunaken, Takabonerate dan lain-lain.
Sebagai bagian dari elemen yang turut mendukung kegiatan Sail Tomini, Forum Pemuda Bahari Indonesia (FPBI) juga memiliki kegiatan pokok untuk melatih masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan dan memanfaatkan kekayaan alam secara lebih produktif bagi masyarakat setempat. Terdapat 10 program pelatihan penting untuk kesejatheraan masyarakat yang diberikan oleh FPBI yang didukung oleh Kementerian Pertahanan RI. Selanjutnya, FPBI menyelenggarakan kegiatan penting tingkat Nasional yaitu kongres sebagai musyawarah tertinggi organisasi.
Untuk kesuksesan kegiatan di atas, kami akan mengikuti kegiatan tersebut hingga 15 hari di sana. Semoga membuahkan hasil yang maksimal untuk perubahan organisasi dan bangsa yang lebih baik. Amin yaa rabbal alamin.

Comments

  1. Perjanaan akan melahirkan pengalaman, luar biasa daeng sekses selalu.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih pak Jamal, inilah pekerjaan sebelum mengikuti jejak anda sebagai seorang bapak.

    ReplyDelete

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...