Skip to main content

Pemuda Ikut Merebut Simpati Warga



Dewasa ini banyak orang yang berlomba-lomba merebut perhatian masyarakat (meraih simpati) untuk kepentingan tertentu yang berujung pada kepentingan politik. Mereka sebagai aktor politik biasanya melakukan apapun untuk meraih simpati masyarakat.

Bungkusan politik[1] sebagai gerakan sosial kemasyarakatan sering menjadi isu yang digunakan oleh aktor politik untuk melancarkan aksinya. Tujuannya adalah meraih simpati dan merebut pengaruh dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian kepentingan dari awalnya yang hanya ingin dikenal dan dikenang pada akhirnya bisa menguasai (dapat mengendalikan) masyarakat.
Jika dalam merebut simpati masyarakat harus melalui kompetesi karena kondisi tertentu maka aktor politik biasanya menggunakan beberapa cara untuk menjadi pemenang (meraih simpati masyarakat) antara lain:  1) Merebut Simpati Masyarakat, bahwa untuk meraih simpati masyarakat maka diperlukan aksi simpatik berupa kegiatan-kegiatan sosial yang bersentuhan langsung pada masyarakat. Aksi simpatik ini biasanya tidak begitu nampak sebagai bagian dari misi politik meraih simpati masyarakat. Sebagai contoh, seorang aktivis pemuda melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap masyarakat desa. Meskipun tujuan aktivis muda tersebut untuk perbaikan desa namun setidaknya ada sedikit misi politik yang dibangunnya. 2) Atur Taktik, bahwa setiap orang memiliki cara untuk menggapai target masing-masing. Taktik berarti cara (langkah-langkah jitu) dalam membangun kekuatan. Taktik belum selesai pada ranah meraih simpati masyarakat, karena masih banyak yang harus dilakukan. Setelah mendapatkan simpati masyarakat selanjutnya menjadi pilihan masyarakat (sebagai sandaran), menjadi pilihan masyarakat belum tentu menjadi pemenang (pilihan terbaik) jadi taktik selanjutnya adalah menjadi pemenang. Menjadi pemenangpun belum tentu mendapatkan ketentraman dalam kekuasaan. Untuk itu, taktik yang terbaik adalah memenuhi keseluruhan aspek kemenangan yaitu (potensi diri yang terbaik, meraih simpati dan menjadi pilihan masyarakat, serta mengatur kekuatan dan keseimbangan politik untuk ketentraman dan kenyamanan bersama).
Hari ini, banyak pemuda yang telah menyadari pentingnya mengawal kepentingan masyarakat. Beberapa pemuda memilih membangun taktik berdasarkan versi masing-masing. Seperti yang dilakukan oleh sahabat-sahabat penulis yang salah satunya merangkul pelajar dan pemuda serta membangun forum komunikasi yang tujuannya memberi wadah diskusi untuk mengatur strategi pengembangan pemuda dan meretas persoalan-persoalan yang dihadapi.[2] Selain itu Ada yang mendampingi pemuda desa dalam mengawal kebijakan pemerintahan tingkat desa serta melakukan kegiatan untuk pengembanan kepemudaan.[3] Kegiatan-kegiatan politis untuk pengembangan masyarakat pada dasarnya sudah banyak dilakukan oleh sahabat-sahabatku, termasuk saya sendiri yang mencoba melakukan pendampingan pada pemuda.



[1] Politik dalam artian umum bisa berarti melakukan sesuatu kebaikan karena mengharapkan sesuatu yang baik pula.
[2] Forum Komunikasi yang dibentuk untuk mewadahi mahasiswa dan pemuda ini diangkat dan dipelopori oleh Suardi, S.Ip., MH., M.Ip.
[3] Pendampingan untuk pemuda desa ini dilakukan oleh Akbar, S.Pd di Desa Bajiminasa kabupaten Bulukumba. Salah satu bentuk pendampingannya adalah membentuk sanggar sederhana untuk dijadikan tempat nongkrong dan rapat sederhana.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...