Sahabat penulis pernah berpesan melalui akun Facebooknya bahwa “kebanyakan orang yang sukses hari ini berangkat dari didikan keras pada masa lalunya. Begitu juga keluarga yang dulunya kaya raya dan mempunyai nama yang besar tidak sedikit yang gagal dalam mewariskan ketenaran pada generasinya karena cara mendidik yang keliru”.
Dari kutipan pernyataan di atas, Menurut hemat penulis dari sekian banyak pendapat tentang pengertian pendidikan bahwa ternyata pendidikan itu 1) mengupayakan suatu perubahan dari keadaan tidak tau menjadi tau, 2) dari sifat kurang baik menjadi baik serta 3) dari sikap kurang baik menjadi lebih baik. Jelas bahwa paling tidak, ada tiga hal yang menjadi indikator dalam pendidikan yaitu pemahaman (tau), sifat (mental), sikap (amalan). Tentusaja semua indikator tersebut akan diubah dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik hingga yang terbaik.
Dewasa ini dimana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin memanjakan manusia untuk berjuang dan belajar yang lebih keras. Efek teknologi informasi semakin memperburuk mental para pelajar. Untuk mendapatkan jawaban dari soal-soal latihan atau ujian dari guru bisa di akses melalui internet, guru juga tidak lagi mencerminkan dirinya sebagai tauladan dalam dunia pendidikan agar dijadikan inspirasi bagi siswa dan masyarakat di lingkungannya.
Tentang mentalitas, majunya teknologi semakin memperburuk mental generasi bangsa ini. Kalau kita merujuk pada fase sejarah, masyarakat Nusantara pada masa lalu sangat gigih memperjuangkan kemerdekaan, sunggu-sungguh dalam belajar, mempertahankan kultur dimana kearifan lokal menjadi identitas kekuatan suatu bangsa, berani membela yang benar, mementingkan kebersamaan dan setia pada symbol kebangsaan. Sementara perkembangan berikutnya ditandai dengan majunya teknologi menyebabkan mental pemuda bergeser dari Pantang menyerah menjadi mental berani di kandang atau mungkin di kandang sendiri saja sudah takut. Belum lagi soal mental dalam belajar bahwa bukan perubahan positif yang lebih penting tapi nilai akhirlah yang menjadi simbol kesuksesan belajar. Juga apa yang menjadi fokus perjaungan semakin suram dan masalah-masalah lainnya.
Memang untuk mendapatkan hasil yang terbaik maka harus ditempuh dengan cara yang terbik pula. Berlatihlah (belajar) yang keras dan penuh dengan semangat dan kesungguhan. Belajar tidak berlaku pada dunia pendidikan saja tapi juga berlaku di tempat kerja agar selalu ada inovasi dan mendapatkan yang terbaik. Belajar juga tidak hanya dari teori yang dikemukakan para ahli namun juga berangkat dari pengalaman-pengalaman.
Sangat disayangkan karena pendidikan mental dan moral semakin menipis dewasa ini, padahal moral dan mental itulah sama-sama penting untuk dipelajari sebagimana mempelajari teori keilmuan. Sementara nilai yang mengikat mental dan moral seseorang adalah pengetahuan tetang kebaikan. Dengan demikian demikian antara pengetahuan, moral dan mental adalah satu paket yang menjadi dasar pendidikan umat manusia.
Hanya orang-orang yang berjaung keras dan melalui proses yang setia dan penuh dengan kesungguhan yang akan sukses meraih impian yang terbaik karena hasil tidak mungkin menghianati suatu perjuangan. (AHM)
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم