Skip to main content

Kerja Sama Guru dan Orangtua dalam Mendidik Anak


Saat melakukan verifikasi pada Fasilitas Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nomor 187 Bontomanai, Desa Bulolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba tentang komitmen peserta Program Keluarga Harapan (PKH), kami sempat berdiskusi dengan guru-guru di Sekolah tersebut. Ada dua hal yang diungkapkan oleh guru-guru di SDN 187 Bontomanai bahwa; pertama sekolah mengetahui keadaan keluarga yang menjadi penerima manfaat PKH yaitu dari keluarga miskin sehingga mereka wajar menjadi peserta program ini, dan kedua bahwa beberapa siswa yang menjadi keluarga penerima manfaat bermasalah dalam pendidikan.


Karena pendidikan merupakan tanggung jawab bangsa secara umum sehingga sebagai pendamping PKH di Kecamatan Rilau Ale, pribadi mencoba berkomunikasi lebih dalam dengan guru-guru di SDN 187 Bontomanai untuk pemantapan pendidikan berbasis keluarga. Memang selama ini guru mengakui bahwa beberapa siswa sejatinya mendapatkan perhatian khusus dari keluarga sehingga anak benar-benar terdidik.

Jika mengamati pernyataan guru di SDN 187 Bontomanai maka pribadi saya menilai bahwa dibutuhkan bantuan keluarga dan praktisi pendidikan untuk meretas permasalah yang dihadapi oleh siswa sebagaimana dimaksud. Memang pendidikan tidak hanya didapatkan dari sekolah tetapi juga dari keluarga dan dari lingkungan. Pendidikan di sekolah hanya sekitar 5 sampai 7 jam dalam sehari dan selebihnya kembali menjadi tanggung jawab orang tua sebagai guru yang mendidik anaknya di rumah.

Memang sekolah dirancang sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan nalar dan pemahaman siswa, memperbaiki mental serta membuat siswa menjadi proaktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Meski demikian, sejatinya kita tidak memberikan tanggung jawab pendidikan secara full  pada lembaga pendidikan. Keluarga sejatinya turut memberikan pendidikan dan mendukung kegiatan belajar yang dilakukan oleh sekolah.

Analisis penulis secara pribadi bahwa anak yang dianggap perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai mana dimaksud perlu dipertemukan antara guru, siswa dan praktisi pendidikan sehingga anak bisa menjadi generasi harapan keluarga yang terdidik. Konsep pendidikan homeschooling adalah solusinya dan sebagai batu loncatannya motivasi dan inspirasi mestinya diberikan oleh guru dan keluarga.

Dukungan untuk mengembangakan pendidikan tersebut tentusaja akan menjadi harapan keluarga agar kelak menjadi generasi yang terdidik dan sehat sehingga keluarga bisa menggapai taraf kesejahteraan sosial.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.