Skip to main content

Karena Nuni, Istri dan Anak Tersingkirkan

Sesekali Achmal memperlihatkan foto wanita cantik yang dia rayu di medsos. “Bagaimana ini? Cantikkan?” katanya pada salah seorang kawannya sambil merayu wanita cantik itu dimedia sosial.
Rupa yang cantik memang menggoda. Bukan hanya wanita tapi juga benda-benda cantik turut menyilaukan mata setiap orang. Bahkan tuhanpun menyukai hal-hal yang indah nan cantik. Kata “cantik” tidak hanya berlaku untuk kepuasan mata namun ia juga bisa menjadi penyejuk di hati ketika si cantik itu menjadi milik yang pengertian dan baik hati.
“Hai Gadis” Achmal menyapa dengan pilihan bahasa terbaiknya.
“Hai Juga” Respon Nuni sigadis cantik incaran Achmal.
“Nuni orang mana?” Kata Achmal dan setiap pertanyaan itu dijawab dengan baik. Karena terus direspon, Achmal selanjutnya Bertanya pekerjaan, alamat tempat kerja, lama bekerja, hubungan pekerjaan nuni dengan pekerjaan Achmal dan pertanyaan lainnya tentang informasi dasar si Nuni.
Setiap bahasa dalam dialognya selalu dibumbui kemesraan. Basa-basi adalah senjata Achmal untuk menyampaikan maksud hatinya, mirip seperti ular piton kelaparan yang siap menerkam kambing sebagai mangsa di depannya.
Kali ini Achmal mencoba melangkah ke titik aman pertama sebagai sebuah perkenalan. “Boleh ketemuan kan?” pintah Achmal pada Nuni.
“Boleh donk”, Nuni masih merespon baik permintaan Achmal.
Achmal mulai senang dan mencoba mengalihkan pembicaraan ke kawan-kawannya di kantor, sementara itu Nuni mengirim pesan balasan dalam bentuk pertanyaan “Kamu laki-laki atau perempuan?” yang belum sempat dibaca oleh Achmal karena sibuk ngobrol dengan kawan disekitarnya.
Anto dan Rudi adalah teman kerja Achmal, mereka menyaksikan Achmal yang senang karena bisa ketemuan dengan Nuni yang cantik. “Dia siap ditemui” kata Achmal yang terlihat girang.
Rudi yang juga berteman dengan Achmal di media sosial bertanya “Foto Profil yang kamu pasang dimedsos yang bagaimana?, terus nama kamu di medsos apa?”. Tiba-tiba Achmal terdiam dan segera memeriksa smartphonenya. Didapatinya teks pertanyaan dari Nuni “Kamu ini laki-laki atau perempuan?”.
Percakapan terhenti dan sengaja didiamkan oleh Achmal agar hari ini tidak ada lagi percakapan hingga nama dan foto profil milikinya terganti. Mungkin ia berharap esok lusa bisa kembali ngobrol dengan Nuni setelah mengganti foto profil dan namanya di medsos yang menggandeng nama perempuan yang tak lain adalah istrinya.
Sekarang Achmal benar-benar sadar bahwa ia telah salah memasang identitas sebagai seorang ayah yang memiliki istri dan anak kesayangan. Tapi dia belum benar-benar sadar bahwa yang dimilikinya adalah bagian dari dirinya yang tidak ingin dilukai sedikitpun oleh orang lain.
“Saya akan mengganti foto profil dan nama saya di media sosial!” kata Achmal pada rekan kerjanya. Rupanya ada ketidak puasan pada miliknya yang sangat berharga.




Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...