Skip to main content

Zaman yang Seolah-olah

Seolah-olah eksis. 
Belakangan ini aksi “seolah-olah” semakin menjadi-jadi, seakan-akan hal tersebut menjadi saksi bahwa seseorang telah melakukan sesuatu yang berharga yang patut diketahui oleh dunia.
Bentuk aksi seolah-olah antara lain; kuliah/belajar yang seolah-olah, bekerja/berjuang yang seolah-olah, cantik/tampan yang seolah-olah, bersih/alim/sholeh atau pribadi positif lainnya yang seolah-olah. Media massa memang gampang saja membohongi masyarakat karena setiap publikasi selalu menyertakan data yang meyakinkan.
Seolah-olah merupakan pembohongan publik yang hari ini diakui sebagai aksi eksis di dunia maya. Meski telah dihiasi oleh berbagai editan, penyempurnaan gaya, mengangkat ketokohan pribadi dan bentuk penyempurnaan lainnya tapi ini tetap bentuk rekayasa.
Aksi “seolah-olah” adalah pergeseran dari prinsip “apa adanya” yang hari ini merupakan prinsip yang sudah cukup langka. Prinsip apa adanya juga merupakan pergeseran dari tawadhu bahwa “siapalah diri ini” yang tiada lain hanyalah abdi yang tidak perlu diketahui orang lain cerita perjuangan dan keberhasilannya.
Pergeseran Eksistensi Diri
.......... >> Tawadhu >> Apa adanya >> Seolah
Olah >> ..........
Kalau ini terus mengalami pergeseran ke arah negatif berarti alangkah hancurnya generasi bangsa di masa yang akan datang. Semoga aksi seolah-olah tidak lagi menjadi gaya generasi bangsa ini untuk selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.