Bagi pribadi saya, mendidik adalah mencoba mengajak
seseorang menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya. Bentuk ajakannya antara
lain seperti memberi contoh, menginspirasi, mengajak berpikir, memotivasi,
melatih, dan lain-lain.
Mendidik berarti mengubak keadaan seseorang menjadi
lebih baik. Agar seseorang terdidik maka ia harus sungguh-sungguh dan setia pada proses. Dua
kata kunci itulah yang akan menjadi modal utama pada seseorang agar bisa
menggapai sukses. Sungguh-sungguh dan Setia pada proses juga dapat dijadikan
tips untuk berbagai urusan, dengan kata lain bukan hanya untuk meraih sukses
dalam dunia pendidikan tapi juga dalam menempuh bahtera rumah tangga,
pertemanan, membangun organisasi dan dan urusan lainnya. Intinya
sungguh-sungguh dalam kebaikan dan tertib adalah kunci sukses dunia akhirat.
Teori kesuksesan dalam dunia pendidikan sebagaimana
disebutkan di atas terlihat cukup mudah dan sederhana. Hanya saja banyak diantara
kita yang mengabaikan 2 poin tips tersebut.
Belakangan ini orang lebih berorientasi pada hasil
dimana mereka membutuhkan nilai yang baik, uang yang banyak dan penampilan
terbaik. Semua itu merupakan hasil akhir. Tentang bagaimana mendapatkannya
sudah mulai diabaikan. Bisajadi orang tuanya kaya sehingga ia juga menjadi kaya
atau bisajadi dekat dengan guru sehingga mendapatkan penialaian hasil final test yang baik. Apapun itu yang
penting hasilnya baik tanpa memperhatikan bagaimana prosesnya.
Sebagai seorang pendidik, pribadi pernah mencoba menguji
mahasiswa dan memang mental mahasiswa sudah banyak yang berorientasi pada hasil
tanpa mempedulikan prosesnya. Pernah kami menguji untuk kepentingan evaluasi.
Sebetulnya ujian ini diperuntukkan hanya dapa 50% mahasiswa yang aktif belajar
karena materi yang diujikan adalah berdasarkan pelajaran yang pernah diberikan
dan dalam bentuk narasi deduktif. Kenyataannya hampir 100% mahasiswa mengikuti
ujian seolah-olah pernah mengikuti materi untuk di evaluasi.
Apa yang mau di evaluasi jika tidak ada hal yang pernah
dilakukan? Berhentihal copy-paste tanpa alasan dan sebab yang pasti. Cobalah
menghargai proses. Setialah pada proses dan sungguh-sungguh menuju suatu
kesuksesan.
Meskipun kita berada pada zaman yang serba instan,
semoga belajar tidak ikut-ikutan instan untuk pembinaan mental dan amal jariah.
Terkecuali pengetahuan dasar yang boleh didapatkan secara instan pada berbagai
media informasi dan komunikasi. (ahm)
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم