Skip to main content

Makin Luar Biasa dengan FDS



Carita dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (KPM) saat mengikuti kegiatan Family Development System (FDS) dari berbagai kelompok yang saya dampingi di Provinsi Sulawesi Selatan Kabupaten Bulukumba Kecamatan Rilau Ale, Khsususnya di Desa Anrang, Desa Bontoharu, Desa Karama, Desa Pangalloang, Desa Swatani dan Desa Tanah Harapan mengisahkan berbagai pengalaman menarik dalam suka dukanya.

Menurut sebagian KPM bahwa dirinya pertama kali merasakan belajar atau sekolah model PKH. Kata Mintang “saya tidak pernah sama sekali merasakan sekolah dan alhamdulillah di PKH ini adalah tempat kita belajar”. Pernyataan seperti ini juga dilontarkan dengan penuh semangat oleh beberapa KPM. Mereka merasa bahagia karena bisa ikut belajar dan memperbaiki keadaan keluarganya.
Masih tentang model pelatihan/belajar KPM sebagaimana mekanisme FDS bahwa sebagian KPM merasakan nikmatnya belajar dengan suasana lebih ceria di PKH. Ekspresi senang, riang, tawa dan sedih adalah bentuk emosi warga ketika menerima materi FDS dari pendampingnya. Hal tersebut terjadi karena kita belajar melalui interaksi langsung dengan berbagai bentuk peragaan dan penggunaan media. 
Sementara itu ada juga KPM yang berkomentar pada isi materi FDS. Sebagai salah satu peserta FDS dari Dusun Tonrong Desa Anrang merasa lebih mengerti bagaimana menjalankan peran sebagai orang tua yang baik. Darmi mengatakan “melalui sekolah ini (FDS) saya lebih banyak tau tentang bagaimana jadi orang tua yang lebih baik dan saya akan mempraktekkan ini dirumah nantinya”.
Membawakan FDS adalah hal yang luarbiasa bagi saya. Sebagai pendamping dan sekaligus instruktur FDS, pribadi saya merasa lebih tertantang untuk terus berlatih dan memberi motivasi warga agar benar-benar bisa menjadi keluarga yang lebih sejahtera, terutama meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan, ekonomi serta terjaminnya hak-hak kewarganegaraan bagi KPM dan seluruh warga negara.
Jika selama ini, yang membuat saya bangga ketika mendampingi KPM sebanyak 486 dari 6 Desa dengan nominal bantuan pertahunnya adalah lebih dari Rp. 960 Juta hingga Rp. 1 Milyar. Saya bangga ketika bisa menyalurkan bantuan pemerintah pada Penerima manfaat agar tepat sasaran. Saya merasa mengemban tanggung jawab seperti Kepala Desa yang juga mengelola anggaran Negara dengan nominal yang hampir sama. PKH membuat saya lebih dekat dengan warga namun perasaan bangga itu lebih besar lagi ketika FDS menjadi rutinitas yang wajib bagi KPM. Melalui FDS warga akan benar-benar punya harapan untuk lebih sejahtera.




Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.