Skip to main content

Rumah Nalar kami jadikan Prioritas TBM



Setiap insan harus punya harapan yang diperjuangkan menjadi kenyataan. Pribadi saya juga punya segudang harapan, mulai harapan jangka pangjang hingga harapan mendesak. Diantaranya ada yang prioritas dan ada yang sekedar berharap saja. Kalau ditanya apa yang priotitas tahun ini maka saya bilang “nikah” karena ini adalah hal yang terpenting bagi saya saat ini, namun ada cita-cita penting untuk urusan sosial dan pengabdian masyarakat.
Prioritas penting ditahun 2018 ini adalah mengembangkan Rumah Nalar. Sebagai ketua program Rumah Nalar, pribadi merancang hal ini secara kolektif dan konsep swadaya yang dibangun dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat umum. Rumah Nalar tidak sekedar perpustakaan atau taman bacaan masyarakat saja tapi juga menerapkan konsep sekolah alam dimana masyarakat dari berbagai kalangan dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan fasilitas yang ada pada rumah nalar. Masyarakat bisa mendapatkan berbagai hal antara lain; 1) bahan bacaan (referensi) yang beragam, 2) tempat untuk berdiskusi, 3) mengikuti bimbingan, 4) mengikuti pelatihan bahkan sekolah di rumah nalar (sekolah luar biasa), 5) talk show, 6) Kajian, dll.
Rumah Nalar pertama kali diangkat oleh lembaga kami, The Pinisi Center yang kemudian memberi kepercayaan pada saya sebagai koordinator program. Sebagai orang yang diberi kepercayaan untuk urusan sosial dan pendidikan pada masyarakat maka penting kiranya urusan ini dikerja dengan serius. Hingga akhirnya pada tahun 2018 lahan permanen untuk pengembangan Rumah Nalar disiapkan oleh Abdul Haris Mubarak sebagai donatur sekaligus pendiri. Selanjutnya pemantapan konsep, kerja dan pengamalan program menjadi prioritas Rumah Nalar.

Terima kasih untuk crew yang telah berjiwa besar dan bersama-sama membangun Rumah Nalar. Untuk seluruh pengurus, simpatisan, relawan, donatur, pendukung dan sponsor semoga Allah meridhoi usaha kita. Spesial untuk Mursal, S. Pd., M.Pd, Muhammad Irsal, S.Pd., Muh. Irwan, S.Pd., Akbar Alimuddin, S.Pd., Wahyudin, S.Pd., Irfan. terKhusus untuk pemuda desa Anrang, terima kasih atas dukungannya.
Semoga Rumah Nalar menjadi pilar pendidikan di Bulukumba yang tidak meninggalkan tradisi dan warisan leluhur tentang cara belajar, tatakrama pendidikan yang mengutamakan ahlakul karimah dan juga tidak kaku pada perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Kita berharap program ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Semoga niat baik ini mendapatkan ridho dari yang maha kuasa. Semoga program ini bisa berjalan lancar dan membawa manfaat. Amin yaa rabbal ‘alamin.

Lokasi Pembangunan Rumah Nalar

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.