Skip to main content

Pesan yang Membentuk Prinsip

Sejak duduk di Bangku SMP hingga SMA (Tahun 2001 s/d 2007) dimana kala itu saya tinggal di kamar kost di Jalan Sultan Alauddin 2 Lorong 2 Makassar, hampir setiap saat saya melihat pesan “To Be The Best Anywhewe and Anytime” di dinding jendela tetangga kamar. Selama enam tahun lamanya saya melihat pesan berbahasa asing tersebut sebelum pindah kost ke Kelurahan Tetangga ketika lanjut ke perguruan tinggi tahun 2007. Teks berbahasa asing itu barangkali akan selalu menjadi pesan yang penting hingga hari kiamat tiba.

Saya bukan orang yang pandai dalam bahasa asing sebagaimana teks tersebut, namun karena bahasa tersebut selalu tampak didepan mata sehingga sudah seperti bukan bahasa asing. Lalu saya mencoba mencari artinya. Hasilnya saya dapati arti bahwa “menjadi yang terbaik dimana saja dan kapan saja”. Arti yang saya dapatkan ketika itu masih saya anggap biasa. Waktu itu Saya ingin bahasa asing itu berarti sebuah perintah untuk menjadi yang terbaik dimana kaki berpijak dan hingga waktu menutup semuanya.

Menjadi yang terbaik bisa berarti berkompetisi dinama didalamnya bisajadi harus melewati adu gagasan, adu fisik, adu do’a, kepada yang maha kuasa hingga bentuk pertarungan lainnya. Kuncinya ketika ingin menjadi yang terbaik adalah harus mengasah kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang ada. Yang ingin menjadi orang yang paling kaya harus punya gagasan yang terbaik soal usaha mendapatkan kekayaan yang disertai kekuatan fisik, do’a dan indikator lainnya. Juga yang ingin menjadi insan dengan predikat akademik yang terbaik harus berjuang sebagaimana orang yang berjuang menuju kesejahteraan.

Kita selalu berharap seimbang antara gagasan dan gerak, begitupula kita ingin gerak kita direstui dan diridhoi yang maha kuasa. Kalau sekedar gagasan tanpa gerak tidak ada artinya, gerak tanpa gagasan yang baik bisa menjadi jalan yang buntu. Lalu menurut pribadi saya bahwa yang terbaik adalah konsep keseimbangan. Antara kemampuan nalar, kerja dan mental kita harus berimbang agar langit merestui harapan kita.  

Untuk menjadi orang yang kaya berkelas bagi saya mungkin begitu sulit, tapi hidup dengan bersyukur jauh lebih baik. Juga menjadi ahli dalam suatu bidang keilmuan juga akan sulit, tapi hidup dengan membawa manfaat mungkin lebih baik. Tahun 2013 membangun tbm Rumah Nalar bukanlah untuk mencari nama maupun keuntungan, kami hanya ingin pengabdian yang tanpa pamrih. Pengabdian itulah yang menjadi spirit dari pesan “to be the best anywhere and anytime”

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.