Skip to main content

Tips Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak, mental dan aksi sosial oleh seseorang yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatanpositif  berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kampus atau kegiatan non akademisi lainnya.
Pengembagan diri itu dilakun dengan terus berlatih dengan bersungguh-sungguh meretas keterbatasan yang dimiliki oleh seseorang dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada.
Jika selama ini kita mengembangkan pola pengetahuan yang dikotomi, maka sejatinya kita harus menggunakan nalar relasional untuk menjawab secara tuntas permasalahan yang ada. Dengan nalar relasional, seseorang tidak akan berada pada posisi pengetahuan yang dimotori oleh kelompok tertentu sehingga pengetahuan mereka diikuti oleh doktrin-doktrin nilai kebaikan saja. Untuk tataran politik, maka doktrin itu penting namun pengetahuan tentang sesuatu diluar salah satu kelompok adalah strategi untuk lebih unggul dari yang lainnya.
Apa yang perlu dikembangkan?
Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai, beberapa point diantaranya adalah Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional, Jangan bersikap tak acuh dengan lingkungan sekitar; Menjalin hubungan dengan orang lain; Mengelola waktu secara efektif; Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan. Jangan malas mencari pengetahuan baru; Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi; Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita menjadi teratur.;
Anda tidak akan dapat mencapai kemajuan apabila selalu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukan meskipun dapat membuat anda merasa kurang nyaman.
Semakin lama anda tenggelam dalam perilaku yang merugikan diri sendiri, semakin lama anda harus berjuang untuk menghentikannya.  
Makin sering anda berfikir bahwa anda tidak berguna dan tidak berharga setelah mengalami kegagalan, semakin sulit anda mencapai keberhasilan.
Kalau anda ingin menemukan kedamaian dan kegembiraan di dunia dan Insya Allah di surga nanti,  atau  ingin menjadi lebih baik, anda harus memaksa diri untuk melakukannya.
---000---
Tulisan ini saya posting di PosKo TAGANA SulSel, Tanggal 4 Maret 2012 pukul 03.15 dini hari. Ditemani oleh teman-teman Posko yang sudah pada ketiduran .
Tulisan ini terinspirasi dari berbagai pelatihan yang pernah saya iktuti dan beberapa diantaranya adalah hasil bacaan dari artikel-artikel terkait motivasi dan pengembangan diri.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.