Skip to main content

Agenda Tahun 2015 - Investasi Lahan Perkebunan



Berpikir investasi tanpa modal besar untuk jangka waktu 7 (tujuh) sampai 20 (dua puluh) tahun kedepan telah tertanam dalam benak saya ketika berusia 20 tahun (2008). Sejak tahun itu, saya sering meminta pandangan pengusaha dan terus mencari referensi model investasi paling aman dan tanpa modal yang besar untuk dinikmati sekitar 10 sampai 20 tahun kedepan. Investasi yang paling cocok dari semua hasil bacaan yang telah saya kumpulkan adalah menanam kayu untuk produksi bahan bangunan. Meski demikian, menanam tumbuhan penghasil rempah dapur (bahan makanan) maupun bahan kosmetik juga merupakan bentuk investasi yang sangat cocok. Tanaman cengkeh, kao-kao, merica, pala, manggis dan sebagainya sangat menjanjikan keuangan setelah menanti sekitar 6 tahun.

Mengapa memilih tanaman untuk produksi bahan bangunan? Ini tidak sekedar bayang-banyang keuntungan investasi. Saat ini saja saya memiliki kesibukan yang ekstra padat. Telah menanam berbagai jenis tananam jenis cengkeh, merica, durian, pala dan manggis. Juga memelihara tumbuhan lain yang produksinya lebih pendek. Saat ini saja saya mesti memelihara cengkeh lebih dari 100 pohon, merica dan tumbuhan lain. Karenanya saya ingin tumbuhan yang tidak membutuhkan perawatan ekstra dan produktivitasnya juga tinggi. Jawabannya adalah menanam tanaman penghasil bahan bangunan. Keuntungannya tidak perlu perawatan ekstra dan hasilnya saat ini Rp. 500.000,- per pohon. Tentunya dalam jumlah 2000 pohon bisa mencapai 1 miriyar rupiah (kurang dari 1 ha). Jika kebutuhan kayu semakin meningkat, nantinya pastinya lebih mahal
Faktor kesibukan juga menjadi alasan saya memilih investasi penanaman pohon ini. Saat ini saja, selain bertani yang porsinya 2 (dua) hari dalam seminggu masih terasa amat sempit. Ditambah lagi agenda yang lebih padat di kota Makassar dengan agenda Bisnis antar daerah dan melanjutkan perkualiahan pada program Doktor serta mengembangkan bisnis pemasaran hasil alam. Selebihnya digunakan mengajar beberapa  mata kuliah sambil mengelola kampus.
Waktu juga disisakan untuk mengekspresikan hobby seperti mancing ikan bersama teman-teman komunitas, climbing mendaki, touring  (penjelajahan/perjananan), menulis, membaca dan lain-lain. Juga mesti membagi waktu untuk organisasi yang masih luamayan banyak dan memegang posisi yang lumayan penting.
Mungkinkah usaha saya seimbang antara pemasukan dan pengeluaran? Saat ini masih sangat nihil hasilnya, bahkan selalu minus tapi semuanya berjalan dengan lancar. Setidaknya harapan untuk hari ini adalah hasil bisnis dan untuk harapan hari esok adalah tanaman jangka panjang untuk tahun-tahun kedepan, termasuk urusan pengembangan kampus J. Insya Allah.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.